Oleh : Muhammad Yani

Garangindonesia.com – Bayangkan suatu masa depan di mana air Sungai Simpang Kiri, Sungai Simpang Kanan, Sungai Lubuk Damar, Sungai Iyu, dan sungai-sungai lainnya di Aceh Tamiang mengalir jernih tanpa lumpur. Rabu, (19/06/93).

Air yang bening itu, layaknya Sungai Seine di Prancis, Sungai Thames di Inggris, atau Sungai Sumida di Jepang, memancarkan kilauan biru kehijauan. Hal ini terjadi karena pengelolaan limbah telah dilakukan dengan baik, dan pembukaan lahan sawit telah dihentikan.

Ekonomi Aceh Tamiang berkembang dari sumber daya yang dikelola dengan bijaksana. Industri penambangan berlangsung dengan pengawasan ketat, sementara industri kayu berasal dari tanaman budidaya yang berkelanjutan.

Perikanan pun dikelola dengan cara yang lestari, baik melalui penangkapan maupun budidaya. Tidak ketinggalan, sektor jasa turut menyumbangkan kontribusi yang signifikan.

Inilah Aceh Tamiang yang sejati, di mana kemajuan ekonomi tidak dicapai dengan mengorbankan lingkungan, melainkan dengan pertumbuhan yang stabil dan berkesinambungan.

Masyarakatnya hidup dalam kenyamanan, menikmati keindahan alam seperti Air Terjun, Kars, Gua, sungai, dan pantai, tanpa khawatir akan kerusakan lingkungan.

Aceh Tamiang, sebuah permata sejati yang menggabungkan kemakmuran dan kelestarian lingkungan, memberikan harapan dan inspirasi bagi masa depan. **